Minggu, 13 Oktober 2019

Published Oktober 13, 2019 by with 0 comment

Hukum Permintaan dan Penawaran,

a. Hukum Permintaan
Anda telah mempelajari berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan. Di antara faktor-faktor tersebut, harga memberi pengaruh yang paling signifi kan. Hubungan yang erat antara harga dan permintaan ini merupakan hubungan fungsional atau saling ketergantungan (interdependen). Coba Anda perhatikan apabila ada penjual yang melakukan ”banting harga”. Apa yang Anda lihat? Banyak atau sedikitkah pembelinya? Anda bisa lihat reaksi pembeli yang lewat di sekitarnya. Kecenderungan
konsumen untuk melihat-lihat dan membeli barang yang ditawarkan dengan harga yang rendah akan lebih besar. Untuk mendapatkan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan hidup diperlukan pengorbanan. 

Dalam kegiatan ekonomi, salah satu wujud pengorbanan adalah uang yang dipakai untuk membeli. Dalam hal ini jumlah barang/jasa yang akan Anda beli berkaitan dengan tinggi rendahnya harga barang/jasa yang bersangkutan. Kebanyakan orang akan lebih suka membeli barang yang murah atau yang harganya turun dari harga semula. Potongan harga memang cara yang sangat efektif untuk menarik pembeli terutama bagi orangorang yang hasrat konsumsinya tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan harga akan menambah minat konsumen untuk lebih banyak membeli. Apabila harga suatu barang turun, orang cenderung membeli dalam jumlah yang lebih banyak. Apabila harga suatu barang naik, apa yang akan terjadi pada minat beli masyarakat? Secara eksplisit, hukum permintaan berbunyi: semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut yang ingin diminta.

Sebaliknya, semakin tinggi harganya, semakin sedikit jumlah barang yang ingin diminta (ceteris paribus). Ceteris paribus adalah suatu asumsi atau anggapan bahwa semua faktor lain yang turut mempengaruhi permintaan dianggap konstan atau tidak berubah. Hal lain yang diasumsikan tetap adalah:
  1. Penghasilan seseorang tetap. Jika penghasilan bertambah, maka kenaikan harga tidak banyak mempengaruhi permintaan. Mungkin saja, walaupun harga barang naik, permintaan suatu barang tetap, karena penghasilan masyarakat bertambah 
  2. Selera konsumen atau kesenangan orang akan barang itu tetap. Jika orang tidak lagi menyukai suatu barang, maka walaupun harga barang tersebut turun, permintaannya tetap turun.
  3. Tidak adanya barang substitusi baru. Jika ada barang substitusi baru, maka kenaikan harga sedikit saja akan menyebabkan permintaan turun karena orangorang akan beralih pada barang substitusi baru.
  4. Jumlah penduduk tetap, artinya, tidak ada pertambahan kebutuhan penduduk terhadap suatu barang. Jika jumlah penduduk bertambah, maka permintaan barang tetap meningkat meskipun harganya naik. Barang-barang yang dimaksud adalah untuk kebutuhan pokok.
  5. Orang tidak menganggap kenaikan harga itu merupakan suatu tanda bahwa harga barang itu akan terus naik. Jika demikian, orang tetap akan membeli barang yang harganya naik karena takut tidak mampu membeli di masa yang akan datang.
b. Hukum Penawaran
Dalam kasus permintaan, harga suatu barang berkorelasi negatif dengan jumlah barang yang diminta. Artinya, apabila harga naik, jumlah barang yang diminta turun. Dalam kasus penawaran, berlaku hal yang sebaliknya. Bagaimanakah yang sebaliknya itu? Coba perhatikan, bila harga kacang goreng naik, dari Rp 500,00 per bungkus menjadi Rp700,00 per bungkus, maka si pengusaha kacang goreng akan menambah jumlah barang yang dihasilkan dan ditawarkan.

Tujuannya jelas yaitu menambah keuntungan. Saat jumlah pembeli sama dengan sebelum harga naik, keuntungan per unit sudah mencapai Rp 200,00. Sebaliknya, bila harga kacang goreng turun dari Rp 500,00 menjadi Rp 400,00, maka pengusaha cenderung mengurangi produksi kacang gorengnya. Ini juga sudah sangat jelas tujuannya, yaitu mengurangi kerugian yang diderita oleh si pengusaha. Secara eksplisit, hukum penawaran menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh pengusaha (ceteris paribus).

Penawaran dapat dibedakan seperti di bawah ini.

1) Dilihat dari Realitas Penawaran
  • a) Persediaan
  • Yaitu jumlah seluruh barang yang dimiliki produsen dan siap ditawarkan pada
  • berbagai pasar.
  • b) Penawaran Riil
  • Yaitu jumlah barang yang benar-benar ditawarkan untuk dijual di pasar dengan
  • berbagai tingkat harga.
2) Dilihat dari Jumlah Penyedia (Supplier)
  • a) Penawaran Individual
  • Yaitu penawaran yang datang dari seorang pengusaha atau produsen.
  • b) Penawaran Pasar (Kolektif)
  • Yaitu penawaran yang datang dari beberapa pengusaha atau produsen di pasar.
3) Dilihat dari Jenis yang Ditawarkan
  • Faktor Produksi, Yaitu penawaran berupa tenaga, alat produksi, modal, dan tanah yang datang
  • dari masyarakat untuk perusahaan.
  • Barang Konsumsi, Yaitu hasil produksi perusahaan yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
  • Hukum Penawaran dan Asumsi yang Mendasarinya, Hukum penawaran merupakan rumusan yang menjelaskan hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan pada berbagai tingkat harga selama jangka waktu tertentu. Dalam hal ini, harga barang merupakan variabel yang berpengaruh. Adapun jumlah barang yang ditawarkan merupakan variabel yang dipengaruhi.
Hukum penawaran berbunyi:“Jika harga suatu barang naik, ceteris paribus (keadaan lain tetap sama), jumah barang yang ditawarkan per unit waktu akan bertambah. Begitu sebaliknya, jika harga suatu barang turun, ceteris paribus, jumlah barang yang ditawarkan per unit waktu akan turun.”
Asumsi yang mendasari hukum penawaran adalah faktor-faktor lain selain harga yang mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan ceteris paribus. Faktor-faktor lain yang harus tetap sama antara lain biaya produksi, harga barang lain, dan tingkat teknologi. Hal yang dianalisis pada penawaran konsumen adalah hubungan jumlah barang yang ditawarkan dengan harga pasar atau hubungan antara harga pasar dan jumlah barang yang akan diproduksi dan dijual, dengan asumsi keadaan lain tetap tidak berubah.

4. Fungsi Permintaan dan Penawaran

a. Fungsi Permintaan
Seperti kita ketahui bersama bahwa kurva permintaan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah atau sebaliknya. Hal tersebut terjadi karena adanya hubungan terbalik atau negatif antara permintaan dan harga.
Secara matematis, persamaan untuk fungsi permintaan berdasarkan hukum permintaan dapat ditulis sebagai berikut.
Keterangan:
Qd = jumlah (Quantity)
a = konstanta
b = koefi sien pengarah (slope)
P = tingkat harga
Perhatikanlah contoh berikut agar kamu dapat menentukan seberapa besar perubahan permintaan apabila terjadi perubahan harga. Suatu fungsi permintaan jika diketahui a = 4, b = 2, dan P = Rp10,00. Berapakah jumlah barang yang diminta?

Fungsi permintaan = Qd = a - bP
= 4 - 2P
= 4 - 2.10
= 16
Jadi apabila harga Rp10,00 jumlah barang yang diminta adalah 16. Jika digambarkan dalam grafi k dengan fungsi permintaan Qd = 4 - 2P adalah sebagai berikut.
Jika, P = 0 maka Q = 4
Jika, Q = 0 maka P = 2

b. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran dapat dituliskan sebagai berikut.
Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Baik harga dan jumlah penawaran adalah positif. Artinya, apabila harga naik, jumlah penawaran juga naik dan apabila harga turun, jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. 

Perhatikan contoh berikut ini! Diketahui penawaran suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Qs = - 6 + 3P. berapakah jumlah barang yang ditawarkan bila harga barang yang ditawarkan adalah Rp 3,00 ?
Jawab:
Jika, P = 0 maka Q = -6
Jika, Q = 0 maka P = 2
Fungsi penawaran Q = - 6 + 3P, dengan P = 3
= - 6 + 3. 3
= 3


APRESIASI 

  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 13, 2019 by with 0 comment

Permintaan dan Penawaran

Pernahkah Anda melihat orang yang melakukan jual beli di pasar? Ataukah pernah melihat dua orang yang sedang melakukan transaksi jual beli barang atau pun jasa di tempat lainnya? Hal ini terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi khususnya konsumen dan produsen.

Kegiatan yang dilakukan oleh konsumen disebut juga dengan permintaan sedangkan kegiatan yang dilakukan oleh produsen disebut dengan penawaran. Apakah itu permintaan dan penawaran, berikut penjelasannya.

1. Pengertian Permintaan dan Penawaran,
Keinginan Anda untuk mendapatkan sejumlah barang/jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan disebut sebagai permintaan. Permintaan dapat dibedakan menjadi beberapa defi nisi. Pertama, permintaan efektif (berdaya beli), yaitu permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang disertai dengan daya beli (kemampuan membayar). Kedua, permintaan absolut, yaitu permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang tidak disertai dengan daya beli (hanya didasarkan pada kebutuhan saja). Ketiga, permintaan potensial, yaitu permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang disertai daya beli tetapi belum melaksanakan pembelian.

Dari ketiga jenis permintaan tersebut, yang dapat dianalisis dalam ilmu ekonomi adalah permintaan yang berdaya beli atau permintaan efektif. Sebab, permintaan terhadap jumlah barang/jasa akan memiliki arti jika didukung oleh daya beli dari konsumen. Dapat diartikan bahwa permintaan adalah berbagai jumlah barang tertentu yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga tertentu, dalam jangka waktu tertentu.

Dalam kegiatan ekonomi, produsen memproduksi barang/jasa namun tidak digunakan untuk keperluan sendiri melainkan untuk dijual kepada konsumen dengan tujuan memperoleh laba atau atau keuntungan. Inilah yang dinamakan dengan penawaran. Penawaran menunjukkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan produsen kepada konsumen pada berbagai tingkat harga dan waktu tertentu.

Suatu penawaran yang dilakukan oleh seorang produsen/pengusaha disebut penawaran individual, sedangkan keseluruhan penawaran yang dilakukan oleh beberapa produsen atau pengusaha di pasar dinamakan penawaran pasar (kolektif).

2. Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran,
Dalam ilmu ekonomi terdapat konsep dasar yang penting, yaitu permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan adalah sejumlah barang atau jasa yang diminta, datangnya dari pihak rumah tangga konsumen yang membeli dan mengonsumsi sebagian besar barang konsumsi atau jasa. Adapun penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan, datangnya dari pihak produsen (perusahaan) yang menjual dan memproduksi jumlah barang atau jasa. Permintaan terhadap barang ditentukan oleh preferensi konsumen. Adapun penawaran terhadap barang ditentukan oleh biaya produksi.

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Ketika melakukan permintaan terhadap suatu barang, faktor-faktor apakah yang Anda pertimbangkan? Seberapa butuh, bagaimana bentuknya, atau harganya? Dalam bahasan yang sedang Anda pelajari ini, ditampilkan lima faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang, antara lain:
  1. Harga Barang Itu Sendiri Dalam keadaan normal, harga es campur yang biasa Anda beli di kantin adalah Rp 2.000,00 per porsi. Ketika harga tersebut naik menjadi Rp3.000,00 per porsi sedangkan uang saku Anda tidak bertambah, apa yang akan Anda lakukan? Mungkin Anda akan mengganti dengan jenis minuman lain yang lebih murah atau setidaknya Anda mengurangi pembelian es campur karena takut uang saku Anda tidak mencukupi. Ini menunjukkan bahwa kenaikan harga akan menurunkan jumlah barang yang diminta.
  2. Harga Barang Substitusi dan Barang Komplementer Suatu barang dinamakan barang substitusi terhadap barang lain apabila dapat menggantikan fungsi dari barang lain tersebut. Harga barang substitusi dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya. Jika harga barang pengganti bertambah murah, maka barang yang diganti akan mengalami pengurangan permintaan. Misalnya, daging ayam adalah barang substitusi bagi daging sapi, bila harga barang daging sapi naik, maka daging ayam akan relatif lebih murah dibandingkan daging sapi. Akibatnya, permintaan terhadap daging ayam meningkat. Jenis barang lain yang berhubungan erat adalah barang komplementer atau barang pelengkap. Contoh barang komplementer adalah motor dan bensin. Motor tidak dapat dijalankan tanpa bensin, kenaikan harga bensin pertama-tama akan menurunkan jumlah bensin yang diminta dan selanjutnya akan mengurangi permintaan terhadap motor.
  3. Pendapatan Konsumen Kecenderungan orang, bila pendapatannya bertambah, permintaannya akan bertambah pula, entah itu barang yang sering dibelinya atau jenis barang baru. Hal ini berlaku untuk barang normal, bahwa terjadi korelasi positif antara pendapatan dengan permintaan barang. Saat pendapatan seseorang meningkat, permintaan terhadap barang umumnya akan naik. Barang dan jasa yang semula belum bisa terbeli menjadi terbeli, misalnya untuk barang sekunder dan barang mewah. Pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi orang membeli beras dan menggunakan uangnya untuk menambah lauk-pauk baik jumlah, kualitas, maupun variasinya). Kenyang dalam konsepsi masyarakat yang berpenghasilan tinggi sudah tidak lagi kenyang secara kuantitas, tetapi dalam arti ”kenyang secara gizi”. 
  4. Selera Konsumen Selera atau cita rasa masyarakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya permintaan terhadap suatu barang. Misalnya, ketika seseorang lebih menyukai barang bermerek maka permintaan terhadap barang bermerek tetap tinggi walaupun harganya mengalami kenaikan.
  5. Pertambahan Penduduk Pertambahan penduduk terjadi sebagai akibat dari tingkat kelahiran yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat kematian. Ada pula pertambahan jumlah penduduk karena terjadi perpindahan dari daerah lain (migrasi). Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk, maka dapat menambah permintaan terutama kebutuhan sehari-hari. Sebagai contoh adalah kebutuhan makanan pokok. Misalnya, makanan pokok mayoritas penduduk Indonesia adalah beras. Apabila jumlah penduduk naik, otomatis permintaan terhadap beras juga meningkat.
  6. Asumsi terhadap Perubahan Harga Apabila konsumen menganggap harga suatu barang terus naik, maka jumlah barang yang diminta akan naik. Sebaliknya apabila harga suatu barang dianggap terus turun, maka konsumen akan menunda pembelian sampai harga mencapai tingkat terendah.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Untuk melakukan penawaran, seorang produsen atau penjual perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut.
  1. Harga Barang Itu Sendiri, Dalam hukum penawaran dikatakan, jumlah barang yang ditawarkan dipengaruhi oleh perubahan harga barang itu sendiri. Hubungan ini bersifat positif, yaitu jika harga barang naik, jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen bertambah. Tujuannya adalah untuk meraih keuntungan yang lebih besar.
  2. Kemajuan Teknologi, Kemajuan teknologi dapat meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini akan mempengaruhi besarnya jumlah barang yang ditawarkan di pasar. Contohnya sebelum memiliki mesin jahit listrik, perusahaan konveksi hanya mampu memproduksi dua puluh potong celana per bulan. Namun, setelah memiliki mesin jahit listrik, produksi celana dapat meningkat menjadi tiga puluh potong celana per bulan.
  3. Harga Input (Faktor Produksi), Para produsen menawarkan dan menjual produk dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimal. Keuntungan merupakan selisih antara harga jual produk dan biaya produksi. Apabila harga jual tetap dan biaya produksi turun, maka keuntungan semakin besar. Semakin besar keuntungannya maka semakin banyak barang yang ditawarkan. Dengan demikian, penurunan biaya produksi akan meningkatkan penawaran. Biaya produksi ini dipengaruhi oleh harga-harga input, yaitu upah tenaga kerja, bunga modal, sewa tanah, dan keuntungan yang ingin diperoleh oleh wirausaha.
  4. Jumlah Perusahaan dalam Industri, Pada jangka pendek, jumlah perusahaan dalam industri relatif konstan. Namun, dalam jangka panjang mungkin ada perusahaan baru yang memasuki pasar. Apabila jumlah perusahaan meningkat, maka jumlah barang yang ditawarkan meningkat. Sebaliknya, apabila perusahaan berkurang, maka jumlah barang yang ditawarkan akan menurun.
  5. Perubahan Harga Barang Substitusi dan Komplementer Apabila harga barang, substitusi meningkat, maka penawaran harga barang yang diamati akan turun. Hal ini karena harga barang yang diamati menjadi relatif lebih murah dibandingkan harga barang substitusinya. Demikian sebaliknya. Sedangkan jika harga suatu barang komplementer meningkat, maka penawaran terhadap barang yang diamati meningkat.
  6. Prakiraan Harga Masa Depan, Bagi penjual yang memiliki modal besar, mereka akan menunda penjualan barangnya jika mereka memprakirakan bahwa besok harga akan lebih tinggi daripada harga sekarang. Misalnya, harga telur dalam satu bulan terakhir terus mengalami kenaikan. Para penjual yang memperkirakan harga terus naik akan mengurangi penawaran karena mengharapkan keuntungan yang lebih besar di masa datang.

APRESIASI 

  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 13, 2019 by with 0 comment

Perilaku Pelaku Ekonomi

1. KONSUMEN

Konsumen adalah orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan konsumsi. Konsumsi bukan hanya berarti makan dan minum, tetapi juga menyangkut berbagai kegiatan lain yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Konsumsi merupakan kegiatan mengunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginan. Dengan kata lain, suatu barang akan dikonsumsi oleh manusia jika barang tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau memuaskan keinginan.

Apakah yang dimaksud dengan guna barang dan nilai barang, berikut penjelasannya:

a. Guna Barang
Ada beberapa bentuk kegunaan dari suatu barang yang Anda gunakan saat ini, diantaranya:
  1. Kegunaan Bentuk (Form Utility), Suatu barang akan lebih berguna jika diubah dari bentuk asalnya. Misalnya kayu menjadi perabotan rumah tangga atau benang menjadi kain.
  2. Kegunaan Tempat (Place Utility), Suatu barang akan lebih berguna jika berada pada tempat yang tepat. Misalnya pakaian tebal digunakan di tempat yang berhawa dingin.
  3. Kegunaan Kepemilikan (Ownership Utility), Suatu barang akan lebih berguna jika telah dimiliki atau disewa oleh orang yang membutuhkan. Misalnya, buku pelajaran di toko buku tidak mempunyai nilai guna, tetapi jika dimiliki oleh pelajar akan berguna untuk meningkatkan kepandaian dan pengetahuan. Komputer yang masih berada di toko elektronik tidak mempunyai nila  guna sebelum komputer tersebut dibeli dan dimanfaatkan untuk mempermudah pekerjaan manusia seperti mengetik naskah atau mendesain gambar.
  4. Kegunaan Waktu (Time Utility), Suatu barang akan bermanfaat jika digunakan pada waktu yang tepat. Misalnya, jas hujan digunakan pada saat hujan.
  5. Kegunaan Pelayanan (Service Utility), Suatu barang akan lebih berguna jika dapat memberikan jasa. Misalnya televisi atau radio akan berguna jika ada siarannya.
  6. Kegunaan Dasar (Elementary Utility), Suatu barang akan mengalami peningkatan setelah diolah dari bahan dasar atau bahan baku menjadi barang jadi. Misalnya, kapas sebagai bahan dasar pembuatan benang dan benang sebagai bahan dasar kain.
b. Nilai Barang
Suatu barang atau jasa dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan manusia jika mempunyai guna dan nilai. Berguna mempunyai arti bahwa barang tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena itu, manusia selalu berusaha untuk meningkatkan kegunaan suatu barang. Semakin banyak guna barang maka semakin tinggi nilainya. Nilai suatu barang dan jasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Nilai Pakai

a) Nilai Pakai Objektif
Suatu barang dikatakan mempunyai nilai pakai objektif jika barang dan jasa tersebut dapat digunakan untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan manusia pada umumnya. Misalnya makanan dan minuman mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Buku pelajaran
bermutu mempunyai kemampuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan.

b) Nilai Pakai Subjektif
Suatu barang dikatakan mempunyai nilai pakai subjektif apabila seseorang memberikan penilaian terhadap barang yang digunakannya. Hal ini mengakibatkan nilai pakai subjektif setiap orang berbeda-beda, tergantung kemampuan barang tersebut memberikan kepuasan dalam memenuhi kebutuhan. Misalnya, bagi seorang petani, cangkul sangat dibutuhkan dalam kegiatan pertanian sehingga mempunyai nilai pakai yang tinggi. Bagaimana dengan seorang dokter? Apakah cangkul juga termasuk barang yang sangat dibutuhkannya? Bagi seorang dokter, cangkul tidak dibutuhkan, sehingga mempunyai nilai pakai yang rendah.

2) Nilai Tukar

a) Nilai Tukar Objektif
Nilai tukar objektif merupakan kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang jenis lain. Misalnya, jasa pemetikan kelapa ditukar dengan imbalan berupa sepertiga bagian kelapa hasil petikannya. Artinya, jasa pemetik kelapa mempunyai nilai tukar objektif.

b) Nilai Tukar Subjektif
Nilai tukar subjektif merupakan nilai yang diberikan seseorang terhadap suatu barang dan jasa, karena bisa ditukar dengan barang dan jasa lainnya untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya menurut penarik becak, jasa mengantar penumpang dari stasiun menuju pasar Rp 5.000,00, tetapi menurut calon penumpang hanya senilai Rp 3.000,00. Dengan demikian, nilai tukar atas jasa mengayuh becak adalah nilai tukar subjektif, menurut penilaian masing-masing kebutuhan.

Besar kecilnya konsumsi seseorang atau suatu rumah tangga ditentukan oleh faktorfaktor sebagai berikut.

a. Pendapatan
Untuk memperoleh barang-barang konsumsi diperlukan pengorbanan berupa uang yang berasal dari penghasilan atau pendapatan. Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap besarnya konsumsi yang dilakukan. Pada umumnya, semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, semakin banyak pula barang dan jasa yang dapat dikonsumsi. Sebaliknya, konsumen yang berpendapatan rendah biasanya tidak banyak melakukan kegiatan konsumsi karena daya belinya rendah.

b. Tingkat Harga
Apabila harga-harga kebutuhan hidup meningkat, konsumen harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk mendapatkannya. Atau, konsumen dapat mengantisipasinya dengan mengurangi jumlah pembelian. Hal ini perlu dilakukan apabila kenaikan harga tersebut tidak diikuti oleh naiknya pendapatan. Dengan kata lain, kenaikan harga barang akan menurunkan tingkat konsumsi. Dan apabila harga barang menurun, tingkat konsumsi konsumen akan naik. Hal ini juga berlaku untuk tingkat harga barang substitusi.

c. Ketersediaan Barang dan Jasa
Meskipun konsumen memiliki uang untuk membeli, ia tidak dapat mengonsumsi barang yang diinginkan jika barangnya tidak tersedia. Misalnya, ketika pasokan gas elpiji terhambat, jumlah gas elpiji yang tersedia di pasaran berkurang sehingga banyak konsumen yang tidak dapat mengonsumsinya.

d. Selera
Keputusan seorang konsumen untuk mengonsumsi suatu barang dan jasa sangat ditentukan oleh seleranya. Apabila ia sangat menyukai suatu barang, maka ia akan dengan senang hati membeli barang tersebut meskipun harganya relatif mahal. Sebaliknya, apabila ia tidak menyukai, mustahil ia bersedia mengeluarkan sejumlah uang untuk membelinya.

e. Lingkungan Sosial Budaya
Masyarakat di berbagai daerah memiliki lingkungan sosial budaya yang berbedabeda. Hal ini menimbulkan adanya pola perilaku masyarakat yang berbeda pula, sehingga muncul berbagai macam kebutuhan, sesuai dengan kebiasaan masyarakat yang bersangkutan. Kondisi lingkungan sosial budaya dapat meliputi adat istiadat, kebiasaan, agama, keyakinan, atau aturan-aturan masyarakat. 

Misalnya dalam masyarakat Jawa, peristiwa hidup seperti kelahiran, perkawinan, dan kematian harus
disertai rangkaian upacara selamatan. Ritualritual yang berkaitan dengan adat sangat bervariasi dalam masyarakat. Hal ini akan meningkatkan permintaan akan barang tertentu. Upacara adat ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membeli bahan pokok seperti beras, telur, gula pasir, sayur-mayur, dan sebagainya.

f. Prakiraan Harga di Masa Datang
Prakiraan harga di masa datang akan mempengaruhi keputusan untuk pengeluaran konsumsi saat ini. Apabila seorang konsumen memprakirakan bahwa harga suatu barang akan naik di masa yang akan datang, maka ia akan cenderung membeli saat ini sebelum harganya benar-benar naik. Misalnya, ketika pemerintah mengumumkan rencana kenaikan harga BBM, maka masyarakat akan berbondong-bondong membeli bahkan menimbun BBM sebelum harganya benar-benar naik. Sebaliknya, apabila konsumen memprakirakan harga akan turun, ia akan menunda konsumsi sampai harga benar-benar turun.

Faktor-faktor lain seperti pendidikan, tempat tinggal (di desa atau kota), jumlah anak dalam keluarga, usia keluarga, dan sebagainya juga mempengaruhi tingkat konsumsi. Faktor psikologis yang mempengaruhi konsumen dalam memilih barang atau jasa yang dikonsumsi, dipengaruhi oleh empat faktor psikologi, yaitu:

a. Motivasi
Motif atau dorongan adalah kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari kepuasan. Perusahaan dapat melakukan pendekatan ini dengan memberikan pemahaman yang menarik mengenai hubungan antara konsumen dengan merek barang atau jasa yang mereka beli. Teknik riset motivasi ini menyediakan cara yang fl eksibel dan bervariasi untuk memperoleh pemahaman akan motivasi di balik tingkah laku konsumsi konsumennya.

b. Persepsi
Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai sesuatu hal. Orang dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena tiga macam proses penerima indra, yaitu perhatian yang selektif, distorsi selektif, dan ingatan selektif. Karena dari tiga hal tersebut, perusahaan harus bekerja keras untuk menyampaikan image akan produk atau jasa yang mereka tawarkan. Hal yang menarik adalah perusahaan kebanyakan khawatir mengenai apakah ada yang menerima penawaran produk mereka sedangkan konsumen khawatir bahwa mereka akan dipengaruhi oleh image perusahaan.

c. Pengetahuan
Kalau orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang timbul dari pengalaman. Apabila pengalaman yang didapat menyenangkan maka akan diperoleh tindakan, konsumen akan membeli kembali produk tersebut.

d. Keyakinan akan Sikap
Melalui tindakan dan pembelajaran, orang akan mendapatkan keyakinan dan sikap. Hal ini yang akan mempengaruhi tingkah laku konsumen. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap menguraikan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu objek atau ide yang relatif konsisten.

Perusahaan cenderung berkeyakinan bahwa konsumen yang merumuskan mengenai spesifi kasi produk dan jasa. Karena keyakinan ini menyusun citra produk dan merek yang mempengaruhi tingkah laku konsumen dalam membeli barang dan jasa. Apabila ada sebagian keyakinan yang salah dan menghalangi pembelian, perusahaan harus berusaha untuk mengoreksinya. 

Dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi, munculah perilaku dari konsumen berikut:

a. Perilaku Konsumen Rasional
Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional apabila memperhatikan hal-hal berikut ini:
• Barang yang dikonsumsi dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen.
• Barang tersebut benar-benar diperlukan oleh konsumen.
• Mutu dan kualitas barang terjamin.
• Harga barang/jasa sesuai dengan kemampuan konsumen itu sendiri.

b. Perilaku Konsumen Tidak Rasional
Suatu konsumsi dapat dikatakan tidak rasional apabila konsumen tersebut membeli atau mengkonsumsi barang tanpa dipikirkan terlebih dahulu kegunaannya. Misalnya alasan membeli barang tersebut hanya karena:
• Tertarik oleh promosi atau iklan di media cetak maupun elektronik.
• Ingin memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen.
• Tertarik dengan adanya bursa obral atau bonus-bonus dan diskon.
• Memberi barang hanya karena prestise atau gengsi.

Teori Perilaku Konsumen
Kegiatan suatu perekonomian merupakan gabungan kegiatan setiap orang. Pada materi ini akan membahas perilaku individu sebagai konsumen. Individu sebagai konsumen akan mengonsumsi berbagai macam barang dan jasa untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya.

Individu konsumen yang rasional akan melakukan pilihan terhadap barang-barang dan paling tinggi. Teori yang menganalisis perilaku individu konsumen ini dinamakan teori perilaku konsumen. Ada dua pendekatan (teori) yang dapat menjelaskan perilaku konsumen, yaitu:

a. Teori Nilai Guna Kardinal (Cardinal Theory)
Menurut teori ini, kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Sedangkan, satuan kegunaan (utility) yaitu util. Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan.

Pola Hidup Hemat
Setiap saat Anda mengonsumsi barang dan jasa. Sadarkah Anda dengan hal itu?
Alangkah baiknya, jika barang dan jasa itu selalu Anda catat. Mengapa demikian?
Dengan catatan itu Anda akan mengetahui besarnya pengeluaran selama satu bulan.  Kegiatan mencatat jenis atau jumlah barang dan jasa yang dikonsumsi selama satu bulan akan dapat mengendalikan tingkat konsumsi. Apabila hal itu sudah Anda lakukan, Anda dapat memilah-milah barang-barang yang sangat diperlukan dan barang yang kurang diperlukan pada masa mendatang.
Adapun ciri-ciri seseorang atau keluarga berpola hidup boros seperti di bawah ini.
  1. Mempunyai sifat konsumtif, yaitu cenderung membeli barang konsumsi yang harganya mahal dan kurang bermanfaat atau kurang begitu penting.
  2. Kurang atau tidak memikirkan kehidupan masa depan dan cenderung mencari kesenangan belaka.
  3. Cenderung mementingkan penampilan lahiriah. Sebagai alternatif jangka pendek, Anda bisa mengatur pengeluaran keluarga Anda. Tidak ada salahnya mengatur pengeluaran menurut prioritasnya. Artinya, Anda bisa mengelompokkan pengeluaran menurut kebutuhannya. Kemudian belilah barangbarang yang memang dibutuhkan terlebih dahulu, dan sedapat mungkin menunda pembelian barang-barang yang tergolong mewah.
Berikut langkah-langkah dalam mengatur pengeluaran menghadapi kenaikan harga barang.
  • Cobalah membeli barang secara grosir untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Salah satu tempat yang menjual barang secara grosir adalah di pusat perkulakan, selain itu tempat lain yang bisa didatangi adalah toko-toko yang harganya bisa ditawar. Hal ini dengan pertimbangan harga yang lebih murah dibanding bila membelinya di toko eceran.
  • Jadikan harga sebagai salah satu faktor utama dalam memilih tempat berbelanja, apalagi berbelanja barang kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Ini karena barang-barang kebutuhan sehari-hari adalah kebutuhan yang harus dibeli secara rutin dan berulang. Sehingga bila Anda membelinya di tempat yang mahal, maka selisih harganya akan sangat terasa dibanding Anda membelinya di tempat yang lebih murah.
  • Membeli barang yang memang dibutuhkan terlebih dahulu. Bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Cobalah membeli barang yang memang dibutuhkan lebih dahulu. Setelah itu kalau memang masih diperlukan, membeli barang yang memang diinginkan. Jadi, kenapa tidak memprioritaskan uang Anda ke barangbarang yang memang dibutuhkan?
  • Jangan membeli barang hanya karena iklan.

Cobalah untuk tidak membeli barang hanya karena terbujuk iklan, tetapi karena Anda memang mencari barang tersebut dan memang membutuhkannya. Iklan dibuat agar Anda membeli, bukan sekadar memberi Anda informasi. Jadi, dalam melakukan kegiatan konsumsi seorang konsumen harus bertindak secara rasional. Rasional atau tidaknya seorang konsumen dalam melakukan tindakan konsumsi sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, tingkat kedewasaan, dan kematangan emosional. Karena tiga hal tersebut akan sangat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang tepat, bijaksana dan teliti dalam memilih akan membantu konsumen untuk menekan pengeluarannya sehingga konsumen tidak bersifat boros.

2. PRODUSEN

Adanya barang-barang untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi manusia tidak dapat lepas dari proses produksi. Produksi adalah kegiatan menghasilkan barang dan jasa. Produksi sangat berkaitan dengan nilai guna suatu barang. Orang hanya akan membuat barang-barang yang berguna. Maka, produksi dapat juga disebut kegiatan menambah nilai guna suatu barang. Orang yang melakukan produksi dinamakan dengan produsen Supaya dapat melakukan kegiatan produksi, seorang produsen membutuhkan faktor produksi. Tanpa faktor-faktor produksi, pembuatan suatu barang dan jasa tidak bisa berjalan. Kelangsungan proses produksi sangat ditentukan oleh keahlian pengusaha. Apa tujuan seorang produsen dalam berproduksi? Jawabannya keuntungan. Namun, tidak semua produsen menggunakan cara yang etis untuk mencapai tujuannya. Berbagai kasus yang terjadi membuat masyarakat mempertanyakan masalah etika. Etika dalam bisnis merupakan hal yang penting sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. Bagi produsen, etika juga sangat penting. Karena bila ia tidak memegang etika dalam jangka panjang ada kemungkinan orang lain tidak mau bekerja sama dengannya. Dalam hal ini produsen dapat menempuh dengan cara seperti di bawah ini.

a. Memperhatikan Kelestarian Ekologi (Lingkungan Hidup)
Dalam kegiatan produksi, produsen harus menjaga kelestarian lingkungan, yang diperhatikan adalah ada tidaknya unsur pencemaran atau perusakan lingkungan mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, serta akibat dari penggunaan produk tersebut. Misalnya, produsen sabun menghasilkan produk yang dapat diurai secara alamiah. Sehingga apabila sabunnya digunakan, tidak menyebabkan pencemaran air. 

b. Memperhatikan Perundang-undangan yang Berlaku Produsen harus mematuhi
perundang-undangan, baik yang menyangkut lingkungan hidup, perlindungan konsumen, maupun undang-undang persaingan usaha yang sehat. Sedapat mungkin produsen tidak memanfaatkan kelemahan peraturan yang ada demi kepentingan pribadinya.

c. Tidak Mengeksploitasi Sumber Daya Secara Berlebihan Selain memanfaatkan
sumber alam, pemanfaatan juga berlaku untuk sumber daya manusia. Perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan kemampuan tenaga kerjanya namun harus diingat bahwa kemampuan manusia ada batasnya. Ada baiknya jika tenaga kerja mendapatkan fasilitas dan balas jasa sesuai dengan haknya.


APRESIASI 

  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 13, 2019 by with 0 comment

Peran Pelaku Ekonomi

Produk barang dan jasa yang dapat mencukupi kebutuhan manusia merupakan hasil interaksi antara pelaku-pelaku ekonomi. Siapa saja pelaku-pelaku ekonomi tersebut? 
Ada beberapa kelompok pelaku kegiatan ekonomi yang mendukung satu sama lain. Kelompok pelaku ekonomi tersebut adalah:

1. RUMAH TANGGA KONSUMEN (RTK)
Peranan dan kegiatan yang dilakukan oleh rumah tangga konsumen tidak terlepas dari sumber daya yang dimiliki dan sumbangannya dalam interaksi ekonomi. Peran rumah tangga konsumen antara lain:

a. Penyedia atau Pemilik Faktor Produksi
Kelompok rumah tangga konsumen berperan sebagai penyedia dan pemilik faktor produksi yang dibutuhkan produsen untuk menghasilkan barang dan jasa. Faktor produksi yang disediakan oleh rumah tangga konsumen, yaitu:
1) Sumber daya alam.
2) Tenaga kerja.
3) Modal usaha.
4) Kewirausahaan.

b. Mendapat Imbalan (Balas Jasa)
Sebagai pemasok atau pemilik faktor produksi, rumah tangga konsumen berhak menerima balas jasa. Balas jasa yang diterima yaitu:
1) Pemilik tanah mendapatkan uang sewa.
2) Pemilik modal mendapatkan bunga modal.
3) Tenaga kerja mendapatkan upah atau gaji.
4) Kewirausahaan mendapatkan bagian keuntungan.

c. Bertindak sebagai Konsumen
Kelompok rumah tangga konsumen merupakan kelompok masyarakat yang kegiatannya menghabiskan dan/atau mengurangi nilai guna barang serta jasa. Pendapatan yang diperoleh dari penyediaan faktor produksi di atas akan dibelanjakan dalam bentuk barang dan jasa. Selain itu, rumah tangga konsumsi mengeluarkan uang untuk menabung atau membayar pajak kepada pemerintah
BURSA INFO
Mengelola Ekonomi Rumah Tangga

Ada dua segi masalah ekonomi yang dihadapi rumah tangga keluarga, yaitu penghasilan dan pengeluaran. Penghasilan menjadi masalah karena selalu kurang. Dan pengeluaran menjadi masalah karena selalu berubah terus. Maka, tantangan yang dihadapi dalam mengelola ekonomi rumah tangga adalah pertama, bagaimana mendapatkan penghasilan yang cukup untuk hidup, atau bagaimana mencari uang. Dan kedua, bagaimana pendayagunakan semaksimal mungkin setiap rupiah yang dimiliki sehingga Anda tahu berapa uang Anda, dari mana didapat dan dipakai untuk apa saja, dan juga mampu menyisihkan untuk ditabung, tanpa terlibat dalam utang yang tidak produktif. 
Pengelolaan ekonomi rumah tangga yang realitis pada dasarnya menyangkut sikap mental, yang terlihat dari cara bertindak ekonomis, hemat, tepat guna, dan berencana, rela bekerja, dan bersedia mengubah sikap boros. Mampu mengatur ekonomi rumah tangga keluarga berarti:
  1. Mampu mengatur pengeluaran sesuai dengan keadaan keuangan yang adadan rencana atau anggaran yang telah disusun.
  2. Mampu menentukan pilihan atau seleksi atas kebutuhan-kebutuhannya, manayang betul-betul dibutuhkan saat ini maupun saat mendatang, mana yang tidak atau kurang mendesak.
  3. Mampu mengadakan tabungan untuk keinginan serta kebutuhan masa mendatang yang sudah direncanakan.
  4. Mampu mengatur keuangan sehingga tidak terjebak utang atau membeli secara kredit.
  5. Mampu menyusun target, menyusun program kerja dan anggaran. \
2. RUMAH TANGGA PRODUSEN (RTP)
Rumah tangga produsen merupakan kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan produksi. Rumah tangga produsen sering disebut perusahaan, yang terdiri atas perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Kegiatan rumah tangga produsen berkaitan erat dengan kelompok pelaku ekonomi lain terutama rumah tangga konsumen. Peran rumah tangga produsen antara lain:

a. Sebagai Penghasil Barang dan Jasa
Barang dan jasa yang dihasilkan oleh rumah tangga produsen kemudian disalurkan ke beberapa kelompok pelaku ekonomi lain, yaitu ke:

  1. Rumah tangga konsumen, baik secara langsung maupun melalui distributor dalamkegiatan jual beli.
  2. Pemerintah atau rumah tangga negara yang membutuhkan alat-alat atau barang untuk keperluan jalannya pemerintahan. Penyaluran ini dapat terjadi di pasarbarang atau secara langsung.
  3. Masyarakat luar negeri, yaitu negara-negara asing yang membeli barang dan jasa negara kita.
  4. Perusahaan lain yang terkait dengan produksi, misalnya perusahaan pemintalan benang memasok bahan baku bagi perusahaan tekstil. Kegiatan ini terjadi di pasar barang atau melalui kerja sama langsung.

b. Sebagai Pengguna Faktor Produksi
Agar mampu menciptakan atau menambah nilai guna barang dan jasa, produsen memerlukan berbagai faktor produksi seperti sumber daya alam atau bahan baku, modal, tenaga kerja, dan keahlian. Faktor-faktor tersebut disediakan oleh rumah tangga konsumen. Untuk itu, produsen harus memberikan balas jasa atau imbalan kepada rumah tangga konsumen dalam bentuk sewa, upah, bunga modal, dan pembagian laba. Misalnya, produsen kain batik membutuhkan kain, pewarna, canting, tenaga kerja, dan tempat usaha. Maka ia juga bersedia mengeluarkan biaya. Biaya yang dikeluarkan produsen untuk mendapatkan faktor produksi disebut biaya produksi.

c. Sebagai Penggerak Kegiatan Ekonomi
Selain berperan dalam menghasilkan barang dan jasa, kegiatan rumah tangga produsen merupakan penggerak kegiatan ekonomi. Adanya kegiatan produksi akan menciptakan permintaan terhadap bahan baku, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan sehingga pada akhirnya meningkatkan balas jasa yang diterima masyarakat dan kesejahteraan masyarakat pun meningkat.

3. Rumah Tangga Negara/Pemerintah (RTN)


Pemerintah berkewajiban untuk mengatur perekonomian dalam negeri untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya kekacauan dan hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian bagi rakyat banyak. Jadi, secara langsung atau tidak langsung pemerintah berperan dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Bentuk peran pemerintah tersebut antara lain:

a. Mengatur Kegiatan Ekonomi
Pemerintah dapat mengatur, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan ekonomi melalui berbagai kebijakan, peraturan, undang-undang, dan pengawasan secara langsung di lapangan. Beberapa tindakan dan peran rumah tangga pemerintah dalam kegiatan ekonomi antara lain:

  1. Membuat perencanaan ekonomi jangka pendek, menengah, dan jangka panjang untuk mengarahkan kehidupan ekonomi ke kondisi yang diinginkan.
  2. Menyediakan sarana dan prasarana publik untuk mendukung kebutuhan fi sik dan nonfi sik masyarakat. Sarana pemenuhan kebutuhan fi sik, contohnya jalan raya, bandar udara, jembatan, terminal, dan jaringan listrik. Sedangkan sarana pemenuhan kebutuhan nonfi sik contohnya sekolah, rumah sakit, dan pertahanan keamanan.
  3. Menetapkan peraturan untuk mengatur, melindungi, atau mengarahkan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi agar sesuai dengan program pembangunan. Misalnya untuk melindungi kepentingan buruh dan pengusaha, pemerintah harus merancang undang-undang ketenagakerjaan yang berpihak pada keduanya.
  4. Pengawasan jalannya perekonomian, misalnya pada saat terjadi kelangkaan minyak tanah pemerintah perlu mengawasi distribusi di lapangan agar pasokan minyak tanah tidak terhambat.
  5. Menjaga stabilitas harga (mengendalikan infl asi). 
  6. Mengadakan bimbingan dan penyuluhan kepada pelaku ekonomi yang masih lemah usahanya atau bagi pengusaha pemula.
  7. Menyediakan kebutuhan pokok seperti bahan makanan dan bahan bakar.
  8. Menentukan kebijaksanaan yang terkait dengan sektor luar negeri.
b. Peran Pemerintah sebagai Konsumen
Untuk menjalankan rumah tangga negara, pemerintah memerlukan barang dan jasa dari rumah tangga perusahaan. Misalnya, untuk keperluan dinas, pemerintah memerlukan berbagai peralatan dan perlengkapan kantor. Selain itu, untuk kesejahteraan masyarakat, pemerintah melalui anggaran belanja negara akan membiayai penyediaan sarana publik seperti sekolah, rumah sakit, jalan, jembatan, transportasi umum, telekomunikasi, dan lain-lain. Dari gambaran tersebut, pemerintah berperan sebagai konsumen karena sifatnya menghabiskan atau mengurangi nilai guna barang dan jasa.

c. Peran Pemerintah sebagai Produsen
Selain sebagai konsumen dan pengatur kegiatan ekonomi, pemerintah juga berperan sebagai produsen. Kegiatan produksi pemerintah dikhususkan pada barangbarang yang menguasai hajat hidup orang banyak, seperti produksi listrik, air, dan sumber energi. Meskipun demikian, kegiatan produksi pemerintah tidak harus dilakukan sendiri oleh pemerintah. Pemerintah dapat menunjuk perusahaan-perusahaan negara misalnya PT Telkom, PT PLN dan juga menunjuk investor asing untuk menjalankan kegiatan produksi. Selain berperan sebagai produsen untuk barang-barang vital, pemerintah berperan dalam mendistribusikan barang dan jasa ke konsumen melalui badan urusan logistik/Bulog.

4. Masyarakat Luar Negeri

Masyarakat luar negeri merupakan pelaku ekonomi yang penting. Berbagai bentuk kerja sama dalam bidang ekonomi dapat dilakukan dengan masyarakat luar negeri. Selain itu, masyarakat luar negeri berperan dalam menyediakan sumber daya produksi maupun barang dan jasa yang tidak dapat disediakan sendiri oleh suatu negara. Misalnya suatu

negara yang mengalami kekurangan modal untuk kegiatan investasi, dapat meminjam dari negara lain. Atau ketika produksi minyak tidak dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri, maka negara tersebut mengimpor dari negara mitra dagangnya. Di sisi lain, masyarakat luar negeri juga berperan menjadi pasar bagi produk-produk ekspor dalam negeri. Perluasan pasar ke luar negeri ini akan meningkatkan efi siensi usaha karena terpenuhinya skala produksi yang ekonomis. Pada akhirnya, keuntungan perusahaan di dalam negeri meningkat. Hubungan dengan masyarakat luar negeri tersebut berkaitan dengan perdagangan internasional (ekspor impor), yaitu adanya kelompok pelaku ekonomi yang bertindak sebagai pembeli dan adanya kelompok pelaku yang bertindak sebagai penjual. Contoh kegiatan yang dilakukan oleh pelaku ekonomi di sektor luar negeri antara lain:

a. Ekspor Impor Barang
Kegiatan ekspor dan impor barang berlangsung karena sumber daya produksi yang dimiliki antarnegara tidak merata dan terbatas jumlahnya. Selain itu, setiap negara mempunyai perbedaan tingkat kapasitas produksi baik secara kuantitas, kualitas, maupun jenis produksinya. Misalnya negara Indonesia membutuhkan gandum, tetapi tanaman gandum tidak bisa dibudidayakan di tanah air sehingga harus mengimpor gandum dari negara penghasil gandum. Atau mungkin negara Indonesia bisa melakukan ekspor rempah-rempah ke negara-negara Eropa karena rempah-rempah tidak bisa dibudidayakan di Eropa.

b. Ekspor Impor Jasa
Untuk mengekspor atau mengimpor barang diperlukan jasajasa. Contoh jasa dalam perdagangan internasional di antaranya jasa keuangan untuk pembayaran internasional, jasa pengangkutan dan penggudangan, serta jasa asuransi untuk mengurangi risiko dalam pengiriman barang ke luar negeri. Kegiatan lain yang termasuk dalam ekspor dan impor jasa adalah kegiatan pariwisata. Wisatawan asing yang berkunjung di Indonesia akan menggunakan jasa akomodasi (penginapan), jasa biro wisata, dan jasa transportasi. Sedangkan apabila penduduk Indonesia berkunjung ke luar negeri dan menggunakan jasa perjalanan asing maka dikatakan kita mengimpor jasa dari luar negeri.

c. Aliran Modal
Negara-negara berkembang seperti Indonesia pada umumnya mengalami masalah kekurangan modal. Hal ini dapat diatasi apabila masyarakat dari suatu negara menanamkan modalnya di suatu negara untuk mengelola usaha. Anda bisa melihat perkembangan perusahaan-perusahaan asing di Indonesia yang telah berkembang dengan pesat. Kondisi ini membawa banyak manfaat diantaranya dapat membuka lapangan kerja baru dan menambah kegiatan ekonomi.

d. Pertukaran Tenaga Kerja
Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di dunia memiliki tenaga kerja yang berlimpah. Keterbatasan lapangan kerja di dalam negeri mengharuskan sebagian tenaga kerja tersebut disalur kan ke luar negeri. Namun karena rendahnya kualitas sumber daya manusia, kita hanya mampu mengirimkan tenaga kerja kasar seperti buruh industri, buruh perkebunan, dan pembantu rumah tangga. Sementara itu, negara kita masih kekurangan tenaga kerja ahli dalam mengelola sumber daya, misalnya untuk bidang pengeboran minyak, teknologi komunikasi, dan di bidang keuangan. Dari uraian tersebut Anda dapat menyimpulkan bahwa telah terjadi pertukaran tenaga kerja antara negara kita dengan negara lain.

Masyarakat ekonomi luar negeri pada dasarnya merupakan pelaku ekonomi yang berhubungan dengan transaksi luar negeri. Transaksi luar negeri bersih (neto) akan mempengaruhi tingkat dan komposisi kegiatan ekonomi domestik dan keadaan pembayaran negara. Selain itu, kegiatan ekspor dan impor serta tinggi rendahnya kurva valuta asing (dolar) berpengaruh besar terhadap kegiatan ekonomi nasional, produksi, tingkat harga, peredaran uang, dan kesempatan kerja. 

Namun, apabila masyarakat ekonomi dalam negeri akan melakukan kerja sama dengan masyarakat luar negeri dalam bentuk ekspor impor harus mendapat izin dari rumah tanggal negara (pemerintah). Karena hubungan ekonomi dengan masyarakat luar negeri menyangkut bidang yang sangat luas, yang jelas mempengaruhi kepentingan nasional sehingga pemerintah tidak dapat tinggal diam saja. Campur tangan pemerintah berkaitan dengan transaksi luar negeri adalah dengan cara aktif mengatur dan mengawasinya.

APRESIASI 

  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 13, 2019 by with 0 comment

Kegiatan Ekonomi (produksi)

1. Pengertian
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dinamakan kegiatan ekonomi. Bagaimanakah pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi? Untuk mengetahui pola perilaku konsumen dan produsen kita perlu memperhatikan semua kegiatan ekonomi masyarakat. Kegiatan ekonomi masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu: produksi, distribusi, dan konsumsi.

2. Produksi
Pengertian produksi secara sempit adalah perbuatan atau kegiatan manusia untuk membuat suatu barang atau mengubah suatu barang menjadi barang yang lain. Secara luas, produksi dapat diartikan sebagai segala kegiatan yang dikerjakan baik secara langsung maupun tidak langsung yang ditujukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. 
Dengan demikian, produksi meliputi semua perbuatan atau kegiatan yang tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang saja, tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa pelayanan, seperti acara hiburan, penulisan buku-buku cerita, dan pelayanan jasa keuangan.

Kegiatan produksi ini memiliki tujuan, diantaranya adalah:
  1.  Menghasilkan barang atau jasa Sangat jelas jika tujuan kegiatan produksi adalah menghasilkan barang atau jasa dengan menciptakan barang/jasa baru melalui proses produksi oleh produsen.
  2. Meningkatkan nilai guna barang atau jasa Sebuah perusahaan/industri memproduksi suatu barang bertujuan untuk meningkatkan nilai guna barang itu sendiri, di mana sebelumnya barang tersebut belum/kurang berguna tetapi sesudah melalui proses produksi nilai guna dari barang tersebut menjadi lebih tinggi.
  3. Meningkatkan kemakmuran masyarakat Tujuan dari proses produksi diharapkan dapat menghasilkan produk yang nantinya dapat mendatangkan keuntungan (profi t oriented) yang nantinya kemakmuran masyarakat akan meningkat karena msyarakat akan memperoleh keuntungan dengan memproduksi suatu barag/jasa.
  4. Meningkatkan keuntungan Dengan memproduksi barang dan jasa diharapkan dapat meningkatkan keuntungan industri/perusahaan tersebut.
  5. Memperluas lapangan usaha Apabila suatu perusahaan sudah memiliki skala produksi yang besar dan diminati/laku pasar maka dapatlah dipastikan bahwa perusahaan tersebut akan semakin besar sehingga dapat memperluas lapangan usaha.
  6. Menjaga kesinambungan usaha perusahaan Tujuan berikutnya adalah untuk menjaga kesinambungan usaha perusahaan sehingga perusahaan tersebut dapat terus berjalan baik dalam memperoleh faktorfaktor produksi, memproduksi barang dan jasa serta menjualnya ke pasar untuk mendapatkan keuntungan.

Pelaku kegiatan produksi disebut dengan produsen, yaitu orang, badan usaha atau perusahaan yang melakukan kegiatan produksi. Oleh karenanya, istilah produsen tidak hanya diberikan kepada pemilik pabrik, namun juga pemilik industri rumah tangga. Secara sederhana, proses pada kegiatan produksi dapat ditunjukkan pada diagram berikut ini:
Seperti yang dapat kita lihat pada diagram di atas, kegiatan produksi membutuhkan input, yaitu:

a. Barang mentah
Barang mentah adalah barang yang belum mengalami proses pengolahan sama sekali, Contoh dari barang mentah adalah: hasil perhutanan (kayu, damar, rotan, karet mentah, dan lainnya), perkebunan (teh, tembakau, kopi, dan lainnya), pertanian padi, jagung, dan lainnya), serta hasil pertambangan (minyak bumi, perak, batu bara, dan lainnya)

b. Barang setengah jadi.
Barang setengah jadi adalah barang yang sudah mengalami proses pengolahan, namun belum menjadi produk akhir yang bisa langsung dinikmati oleh konsumen. Oleh karenanya, barang setengah jadi umumnya digunakan sebagai input dari kegiatan produksi, sehingga nantinya dapat menghasilkan barang jadi. Contohnya, benang, dapat kembali diolah menjadi kain. Kain tersebut masih dapat diolah menjadi pakaian, untuk akhirnya dapat digunakan oleh konsumen secara langsung untuk memenuhi
kebutuhannya.

Hasil dari kegiatan produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Barang setengah jadi
Seperti yang dijelaskan di muka, output berupa barang setengah jadi, nantinya akan menjadi input kegiatan produksi lainnya, agar menghasilkan barang jadi yang bisa digunakan oleh konsumen secara langsung.

b. Barang jadi
Barang jadi dapat diartikan sebagai barang yang sudah siap untuk dikonsumsi oleh konsumen untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Contohnya adalah bantal, karpet, selimut dan lain sebagainya.

Input berupa barang mentah dan barang setengah jadi, pada dasarnya hanya merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam kegiatan produksi. Berikut adalah uraian lengkap mengenai faktor produksi, yang dibutuhkan agar kegiatan produksi yang dilakukan oleh produsen dapat berjalan dengan lancar:
• Sumber daya alam (natural resources)
• Sumber daya manusia (labor)
• Modal (capital)
• Kewirausahaan (entrepreneurship)

Berdasarkan bidang usaha pengolahan sumber dayanya, kegiatan produksi juga dapat dibagi menjadi:

a. Produksi Ekstraktif
Kegiatan produksi yang dilakukan pada perusahaan ekstraktif, yaitu dengan cara mengambil kekayaan alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa mengubah sifat maupun bentuk barangnya. Contohnya, adalah perusahaan penambangan dan perusahaan penangkapan ikan di laut.

b. Produksi Agraris
Kegiatan produksi yang dilakukan pada perusahaan agraris, yaitu dengan cara mengolah sumber daya alam terlebih dahulu sehingga menghasilkan barang baru. Misalnya, mengolah tanah pertanian, membuat perkebunan kelapa sawit, dan pemeliharaan ikan bandeng. Dengan demikian, pengertian agraris tidak hanya mencakup pertanian saja, tetapi juga peternakan.

c. Produksi Industri
Kegiatan yang dilakukan pada perusahaan industri berhubungan dengan usaha dan kegiatan manusia mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi. Kegiatan ini pada dasarnya adalah usaha untuk mempertinggi kegunaan dan nilai barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contohnya, industri penggergajian kayu, industri sepeda motor, industri mobil, industri pesawat terbang, industri pakan ayam, dan industri obat-obatan.

d. Produksi Perdagangan
Kegiatan yang dilakukan perdagangan berhubungan dengan penyaluran hasil produksi dari produsen kepada konsumen. Dengan kata lain, perusahaan ini melakukan kegiatan jual beli barang sehingga terjadi perpindahan hak milik dari barang tersebut.

Penyaluran barang dari produsen ke konsumen dapat melalui beberapa cara, yaitu sebagai berikut.
  1. Secara langsung dari produsen ke konsumen. Contohnya penjual bakso menjual bakso langsung ke konsumen.
  2. Secara semi-langsung, yaitu melalui perantara. Contoh produsen menjual ke pedagang eceran, misalnya, warung, toko, supermarket. Kemudian, pedagang eceran menjualnya ke konsumen.
  3. Secara tidak langsung, yaitu melalui beberapa perantara. Contoh dari produsen ke grosir. Kemudian, ke pedagang eceran baru ke konsumen.
e. Produksi Jasa
Walaupun produksi jasa tidak berwujud konkret, tetapi manfaatnya dapat dirasakan. Adapun jenis-jenis dari perusahaan jasa, yaitu:
1) Jasa bisnis, seperti bank, konsultan, dan lembaga keuangan lainnya;
2) Jasa perdagangan, seperti supermarket, toko, warung, dan usaha perawatan dan perbaikan;
3) Jasa infrastuktur, seperti jasa komunikasi dan transportasi;
4) Jasa sosial atau personal, seperti restoran dan kesehatan;
5) Administrasi publik, seperti pendidikan dan pemerintahan.

APRESIASI 

  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 13, 2019 by with 0 comment

Kegiatan Ekonomi (distribusi dan konsumsi)

3. Distribusi

Kegiatan distribusi ialah suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan tujuan menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Pelaku yang menyalurkan barangbarang tersebut ke tangan konsumen disebut distributor. Tanpa adanya distributor, barang dari produsen tidak akan sampai ke konsumen yang jaraknya sangat jauh dari produsen. Produsen akan kesulitan dalam menjual barangnya dan konsumen juga akan kesulitan dalam menemukan barang yang diinginkan sehingga saling berkaitan antara satu dengan lainnya.

Dalam kehidupan ekonomi, kegiatan distribusi tidak hanya sekedar membagi-bagikan atau menyalurkan barang, tetapi mempunyai ruang lmgkup yang lebih luas dari itu. Kegiatan itu antara lain meliputi perdagangan, pengangkutan, penyimpanan dan seterusnya sampai barang tersebut diterima oleh konsumen dalam keadaan baik. Dengan demikian, ruang lmgkup aktivitas distribusi mencakup keseluruhan penanganan barang sejak lepas dari produsen sampai barang tersebut diterima oleh konsumen.

Produsen sebagai pembuat barang memerlukan peranan distributor dalam hal ini sebagai agen distribusi, agar barang yang telah diproduksinya dapat dengan mudah sampai kepada konsumen. Disinilah hubungan antara produksi, distribusi dan konsumsi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lam.

Secara skematis bisa ditunjukan sebagai berikut.
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menghubungkan antara kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen dengan mudah, sehingga kegunaan barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi

Distribusi barang dari produsen sampai ke tangan konsumen dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut :

a. Saluran distribusi langsung
Contoh: Nelayan menjual hasil tangkapan ikannya di pasar pelelangan,

b. Saluran distribusi semi langsung
Contoh:
Pembuat keripik pisang menjual makanannya melalui toko oleh-oleh lalu dijual ke konsumen.

c. Saluran distribusi tidak langsung
Contoh:
Pabrik minuman kemasan menjual minumannya kepada konsumen melalui perwakilan distributornya yang selanjutnya dikirim melalui toko grosir, ditoko grosir dijual kembali kepada pedagang dan dijual secara eceran kepada konsumen.

a. Fungsi Distribusi
Dalam kehidupan sehari-hari, kata fungsi dapat diartikan sebagai jabatan, tugas atau hubungan antara sebab akibat. Fungsi distribusi yang kita bahas sekarang menunjukan tugas-tugas yang berhubungan dengan kegiatan distribusi. Yang dimaksud dengan fungsi distribusi adalah tugas-tugas sehubungan dengan kedudukan distribusi sebagai penghubung antara produsen dengan konsumen Dengan kata lain tugas-tugas yang mau tidak mau harus dilaksanakan. Fungsi distribusi mencakup dua fungsi, yaitu fungsi pokok dan fungsi tambahan.

1) Fungsi Pokok
Fungsi pokok adalah tugas-tugas yang sifatnya wajib dilaksanakan, dalam hal ini fungsi pokok distribusi adalah sebagai berikut:

a) Transportation (Pengangkutan)
Seringkah tempat produksi berada cukup jauh dengan tempat tinggal konsumen, hal ini sering kali menghambat kegiatan ekonomi. Oleh karenanya untuk mengatasi masalah tersebut dilakukanlah pengankutan barang hasil produksi menuju tempat keberadaan konsumen, dengan begitu perbedaan tempat dapat diatasi sehingga barang yang sudah diproduksi akan lebih berguna ditempat konsumen (place utility).

b) Storage (Penyimpanan)
Karena adanya perbedaan tempat produksi dan tempat konsumen berada, hal mi dengan sendirinya memunculkan perbedaan waktu produksi dengan waktu konsumsi konsumen. Oleh karena itu produsen memilih menyimpan terlebih dahulu barang yang sudah diproduksi sebelum akhirnya dipasarkan secara teratur. Melalui penyimpanan, kesenjangan waktu antara kegiatan produksi dan
kegiatan konsumsi dapat diatasi (time utility).

c) Buying (Pembelian)
Selama suatu barang masih dikuasai oleh produsen, maka selama itu pula konsumen belum dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pengalihan hak kepemilikan atas suatu barang tersebut dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung melalui perdagangan. Dalam kegiatan distribusi, pengalihan hak kepemilikan seperti itu dilakukan menggunakan barang yang bersangkutan. Dengan demikian, kegiatan pembelian berarti menambali kegunaan barang yang timbul dari pengalihan hak atas kepemilikan (posession utility).

d) Selling (Penjualan)
Di dalam kegiatan ekonomi, selalu ada kegiatan jual-menjual barang yang dilakukan oleh produsen. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen dapat dilakukan dengan penjualan (posession utility). Dengan adanya kegiatan mi maka konsumen dapat menggunakan barang tersebut.

e) RiskBearing (Penanggungan Risiko)
Penanggungan risiko adalah kegiatan berspekulasi menghadapi risiko dari kegiatan penyaluran barang yang berkaitan dengan perbedaan tempat dan waktu dalam proses produksi dan konsumsi barang oleh konsumen. Sebelum adanya pengalihan hak atas kepemilikan barang, mungkin saja terjadi kehilangan atau kerusakan barang selama penyaluran., oleh karana itu dalam kegiatan distribusi perlu adanya usaha untuk mencegah risiko tersebut. Fungsi penanggungan risiko tersebut dapat dilimpahkan kepada pihak lain, misalnya perusahaan asuransi.

2) Fungsi Tambahan
Distribusi selain memiliki fungsi pokok, distribusi juga mempunyai fungsi tambahan yang hanya berlaku pada distribusi barang-barang tertentu saja. Fungsi tambahan tersebut antara lain sebagai berikut.

a) Pengelompokan dan Penyelesaian (Standardization and Grading)
Kegiatan ini menetapkan dan mengklasifi kasi barang serta menentukan harga berang sehingga memudahkan konsumen dalam menentukan pilihan. Fungsi mi dapat diterapkan pada distribusi hasil pertanian atau hasil produksi yang dikumpulkan dari bebrapa produsen. Misalnya produksi buah-buahan yang diseleksi berdasarkan ukuran atau berdasarkan varietasnya.

b) Pengemasan (Packing)
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melindungi barang dari kerusakan atau kehilangan sehingga memudahkan dalam proses pengangkutan dan penyimpanan barang, baik dalam perjalanan maupun selama disimpan digudang. Untuk pengiriman barang ke tempat yang jauh dalam jumlah besar, biasanya diperlukan pengepakan yang lebih kuat sehmgga barang tersebut tidak mudah rusak. Misalnya pengiriman buah-buahan yang dikemas dengan busa atau jerami sehingga mengurangi benturan saat pengiriman.

c) Penginformasian (Communication)
Kegiatan ini bertujuan memberi informasi tentang barang yang akan dipasarkan. Agar dapat memberikan kepuasan maksimal kepada konsumen, produsen perlu memberi informasi yang cukup tentang produknya. Informasi tersebut dapat disampaikan melelui kemasan, alat telekomunikasi, brosur, atau melalui media lam.

b. Saluran Distribusi
Saluran distribusi atau perantara distribusi adalah orang atau lembaga yang kegiatannya menyalurkan barang dari produsen sampai ke konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Saluran distribusi dapat kita bedakan menjadi dua golongan distribusi, yaitu pedagang dan perantara khusus.

1) Pedagang
Pedagang adalah seseorang atau lembaga yang melakukan kegiatan membeli dan menjual barang tanpa mengubah bentuk dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Pedagang dibedakan menjadi.
  • Pedagang Besar (Grosir atau Wholesale?'), yaitu pedagang yang membeli barang dan menjualnya kembali kepada pedagang lain yang lebih kecil. Pedagang besar biasanya selalu membeli dan menjual barang dalam jumlah besar.
  • Pedagang Eceran (Retailer). yaitu pedagang yang membeli barang dan menjualnya kembali langsung kepada konsumen. Pedagang eceran biasanya membeli barang dalam jumlah besar; tetapi biasanya menjual dalam jumlah kecil atau persatuan.
2) Perantara Khusus
Tidak beda jauh dengan pedagang, perantara khusus juga menyalurkan barang dari produsen sampai ke tangan konsumen, perbedaannya terletak pada tanggung  awab. Perantara khusus tidak bertanggung jawab penuh atas barang yang tidak laku dijual. Perantara khusus meliputi:
  • Agen (Dealer). yaitu perantara pemasaran atas nama perusahaan. Kegiatannya membantu perusahaan untuk menjualkan barang hasil produksi disuatu daerah tertentu. Keuntungan yang diterima berupa pengurangan harga dan komisi.
  • Broker (Makelar), yaitu perantara pemasaran yang kegiatannya mempertemukan penjual dan pembeli sehingga dapat melaksanakan kontrak atau transaksi jual beli. Keuntungan yang diterimanya berupa kurtasi atau provisi.
  • Komisioner, merupakan perantara pembelian dan penjualan atas nama dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Keuntungan yang diterima berupa komisi.
  • Eksportir, merupakan pedagang yang melakukan aktivitas dengan menyalurkan barang dari dalam negeri ke luar negeri. 
  • Importir, merupakan pedagang yang melakukan aktivitas dengan menyalurkan barang dari luar ke dalam negeri.
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Distribusi

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan distribusi, diantaranya sebagai berikut:
  1. Faktor Pasar, Dalam faktor ini. saluran distribusi dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, yaitu letak geografi s atau tempat konsumen berada, jumlah konsumen, banyaknya pesanan dan kebiasaan konsumen dalam melakukan pembelian barang.
  2. Faktor Barang, Pertimbangan dan segi barang berhubungan dengan nilai unit, besar atau berat barang, ketahanan barang, standar barang dan pengemasan barang tersebut.
  3. Faktor Perusahaan, Pertimbangan dari segi perusahaan di smi menyangkut sumber dana, pengalaman dan kemampuan manajemen serta pengawasan dan pelayanan yang ditawarkan.
  4. Faktor Kebiasaan dalam Pembelian, Pertimbangan yang diperlukan dalam kebiasaan pembelian yaitu kegunaan serta sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen, ongkos penyaluran barang dan volume penjualan.
4. Konsumsi

a. Pengertian Konsumsi
Konsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan menghabiskan mengurangi nilai guna atau manfaat suatu barang maupun jasa yang ditunjukan langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup. Seperti kita ketahui bahwa kebutuhan hidup masyarakat sangat beraneka ragam, misalnya dalam kebutuhan makanan, minuman, pakaian, rumah dan sebagainva. Untuk itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan banyak produksi barang dan jasa.

Barang konsumsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu barang yang hanya dapat dipakai sekali, contohnya makanan, minuman dan sebagainya dan barang yang dapat dipakai beberapa kali, contohnya pakaian, kendaraan, perabotan dan sebagainva.

b. Tujuan Kegiatan Konsumsi
Dalam kegiatan ekonomi seorang konsumen melakukan kegiatan konsumsi mempunyai beberapa tujuan. Terdapat empat tujuan kegiatan konsumsi yaitu:
  1. Mengurangi nilai guna barang atau jasa, secara bertahap Pada saat seseorang melakukan kegiatan konsumsi akan terjadi pengurangan nilai guna dari barang atau jasa yang dikonsumsi tersebut secara bertahap. Contohnya pemakaian pakaian, alat rumah tangga, kendaraan, dsb.
  2. Menghabiskan nilai guna barang sekaligus, Seperti yang telah dijelaskan bahwa pada saat kegiatan konsumsi ada barang yang akan habis dipakai pada saat itu juga dan ada barang yang bisa dipakai dikonsumsi beberapa kali. Contohnya makanan, minuman, dsb.
  3. Memuaskan kebutuhan secara fisik, Biasanya motif seseorang melakukan kegiatan konsumsi bertujuan untuk mencukupi kebutuhan mereka secara fi sik. Contohnya penggunaan pakaian, penggunaan alat-alat oleh raga, bisa juga makanan, dsb.
  4. Memuaskan kebutuhan rohani, Selain kebutuhan secara fi sik atau jasmani, motif seseorang melakukan kegiatan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan rohani. Contohnya berlibur, main game dsb.
Kita tahu bahwa untuk melakukan kegiatan konsumsi kita harus memiliki barang untuk dikonsumsi. Untuk mendapatkan barang konsumsi tersebut kita harus membuat atau membelinya. Banyaknya barang yang kita konsumsi tergantung dari harga dan banyaknya barang yang tersedia di masyarakat. Besarnya konsumsi seseorang akan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
• Kemampuan produksi masyarakat dalam menyediakan barang konsumsi.
• Tingkat penghasilan seseorang, khususnya kemampuan untuk membeli barang.
• Harga barang yang tersedia.

Selain ketiga faktor diatas, besarnya konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh selera dan intensitas kebutuhannya serta adanya barang substitusi. Dalam hal ini semakin tinggi selera dan intensitas kebutuhannya., maka akan semakin besar pula jumlah konsumsinya. Selain itu jika barang substitusi jumlah dan jenisnya banyak maka konsumsi terhadap barang yang disubstitusi akan semakin menurun, hal ini disebabkan karena biasanya barang substitusi lebih murah harganya dibandingkan barang yang disubtitusi jadi orang lebih tertarik mengkonsumsi barang substitusi. Besarnya tingkat konsumsi masyarakat mencerminkan tingkat kemakmuran masyarakat tersebut, yang artinya semakin tinggi tingkat konsumsi masyarakat, berarti semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya


APRESIASI 

  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 13, 2019 by with 0 comment

Sistem Ekonomi Syariah

Setiap negara memiliki sistem perekonomian yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ideologi bangsa, sifat dan jati diri bangsa, dan struktur ekonomi. Dalam hal ini pemerintah indonesia untuk mempertahankan keberlangsungan dan per¬kem¬bang ekonomi di tengah carut marutnya krisis ekonomi selain sistem ekonomi pancasila membentuk pula sistem ekonomi sya¬riah sebagai salah satu solusi mempertahankan perekonomian bangsa.

a. Pengertian sistem ekonomi syariah
Ekonomi Syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalahmasalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Jika kita membuka kembali Kamus KBBI, arti ekonomi dalah pengetahuan dan penyelidikan mengenai asas-asas penghasilan (produksi), pembagian (distribusi), pemakaian barang-barang serta kekayaan (keuangan, perindusrian, perdagangan)
atau urusan keuangan rumah-tangga.

Sedangkan syariah yang awalnya berarti jalan, terutama menuju sumber air, namun berkembang penggunaannya dikalangan umat Islam dengan arti yang menyeluruh petunjuk Allah yang berkaitan dengan perbuatan manusia 

Dari kedua pengertian diatas pengertian Ekonomi Syariah dapat disimpulkan bahwa segala aktivitas perekonomian yang berkaitan dengan produksi dan distribusi (baik barang maupun jasa yang bersifat material) antara perorangan atau badan hukum lainnya berdasarkan syariat Islam.

b. Tujuan ekonomi syariah
Tujuan ekonomi syariah yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat. Seorang fuqaha asal mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahra mengatakan ada tiga sasaran yang menjadi tujuan, yaitu:
  1. Setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya
  2. Tegaknya keadilan dimasyarakat, maksudnya mencakup kehidupan di bidang hukum dan muamalah
  3. Tercapainya keselamatan keyakinan agama, keselamatan jiwa, keselamatan akal,
  4. keselamatan keluarga dan keturunan dan keselamatan harta benda
c. Manfaat Ekonomi syariah
   Manfaat dari ekonomi syariah adalah:
  1. Mewujudkan integritas seorang muslim yang kaff ah
  2. Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan islam, baik berupa bank, asuransi, pegadaaian, maupun BMT (Baitul Maal WatTamwil) akan mendapatkan keuntungan dunia dan akhirat.
  3. Kegiatan ekonomi berdasarkan syariat islam mengandung nilai ibadah
  4. Mengamalkan ekonomi syariah dengan membuka tabungan, deposito atau menjadi nasabah asuransi syariah
d. Prinsip-prinsip Ekonomi syariah
Ekonomi syariah dalam penerapannya memeiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
  1. Melarang Maisyir (perjudian) artinya seseorang ingin mendapatkan harta tanpa harus bersusah payah bekerja atau memperkaya diri dengan cara merugikan orang lain.
  2. Larangan Gharar, yaitu suatu tindakan penipuan yang dapat merugikan orang lain, dimana dalam transaksi terdapat unsur- unsur tersembunyi yang dilakukan oleh salah satu pihak untuk mendapatkan keuntungan.
  3. Larangan melakukan hal Haram, yaitu hukum yang dijatuhkan pada suatu dzat atau benda yang dilarang untuk digunakan atau dikonsumsi karena dilarang oleh Allah baik dari barang itu sendiri maupun cara memperolehnya.
  4. Larangan Dzalim, yaitu tindakan yang merugikan orang lain maupun menyakiti orang lain untuk maksud tertentu, karena dalam islam ekonomi yang dilakukan harus atas dasar saling ridho maka islam tidak membenarkan hal ini.
  5. Larangan Ikhtikar , yaitu suatu kegiatan penimbunan barang untuk maksud memperoleh keuntungan yang besar dengan cara menahan suatu barang dalam suatu keadaan dan akan memjualnya kembali pada saat harga sedang melonjak.
  6. Larangan Riba, yaitu tambahan atas suatu transaksi yang dilakukan biasanya dalam utang piutang yaitu dalam bentuk bunga. Islam tidak membenarkan riba dalam bentuk apapun walaupun keduanya sama-sama rela, kecuali dalam bentuk bonus atau bentuk terima kasih peminjam kepada yang meminjami.
e. Ciri-ciri Ekonomi Syariah
Ekonomi syaraiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahhkan kegiatan ekonomi
  2. Syari’ah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi
  3. Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi
  4. Bersifat universal atau kesatuan artinya berlaku untuk setiap orang islam dimanapun ia berada
  5. Menciptakan kesimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat
  6. Memiliki kebebasan untuk mendapatkan apa yang baik baginya selama tidak bertentangan dengan islam
  7. Setiap pelaku ekonomi dapat bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dalam kegiatan ekonomi
  8. Bersifat pengabdian dengan tujuan mendapat ridha Alloh SWT
f. Kelebihan Ekonomi syariah
Sistem ekonomi syariah merupakan tuntunan dan pedoman yang mampu mengakomodir kebutuhan hidup manusia di dunia maupun di akhirat. Dengan harapan mayoritas masyarakat muslim dapat menerima sistem ekonomi tersebut, kelebihan sistem ekonomi syaraiah ini adalah:
  1. Menjungjung kebebasan individu, Manusia mempunyai kebebasan untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuha hidupnya didasarkan atas nilai-nilai tauhid.
  2. Mengakui hak individu terhadap harta kepemilikan, harta didasarkan atas kemaslahatan sehingga keberadaan harta akan menimbulkan sikap saling menghargai dan menghormati. Hal ini terjadi karena bagi seorang muslim harta sekedar titipan Allah.
  3. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar, Islam mengakui adanya ketidaksamaan ekonomi antar orang perorangan. yang terjadi dikarenakan sistem yang dibuat manusia sendiri bukan karena Alloh
  4. Jaminan sosial, Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah negara: dan setiap warga negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan pokoknya masing-masing. Dalam sistem ekonomi Islam negara mempunyai tanggungjawab untuk mengalokasikan sumberdaya alam guna meningkatkan kesejahteraan rakyat secara umum.
  5. Distribusi kekayaan, Sumberdaya alam adalah hak manusia untuk dipergunakan manusia untuk kemaslahatannya,islam mencegah penumpukan kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat.
  6. Larangan menumpuk kekayaan, Sistem ekonomi Islam melarang individu mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan, sehingga menyebabkan ia mengunakan cara-cara yang tidak benar
  7. untuk mendapatkannya.
  8. Kesejahteraan individu dan masyarakat,  Islam mengakui kehidupan individu dan masyarakat saling berkaitan antara satu dengan yang lain, tidak akan terbentuk karakter masyarakat khas tanpa keterlibatan dari individu-individu.

APRESIASI 

  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit